Entah berapa orang yang berhasil kembali ke asalnya dengan tanpa membawa dosa baru semasa perjalanan panjangnya. Berhasil menghapuskan segala kesalahannya dan diterima sebagai makhluk yang baru lahir dan benar merasa pulang, pulang untuk tidak melakukan perjalanan lagi.
Banyak orang yang akhirnya memutuskan untuk tidak pernah melihat ke belakang karena terlalu menyakitkan; menyakitkan mengenang segala masa lalu atau menyakitkan menanggung semua perbuatan yang ia lakukan ketika meninggalkan rumahnya.
Apabila Jung mengatakan bahwa perjalanan manusia yang sempurna adalah menerima yang terjadi kini, maka pulang bukanlah jalan mencapai kesempurnaan. Tidak seperti Freud yang menginginkan kita untuk berdamai dengan masa lalu dengan kembali mengoreknya dan mengatakan "baik, itu semua tidak ada..." .... tapi akhirnya kita pun meninggalkan rumah itu.
Entah makna pulang sesungguhnya itu apa karena toh setelah pulang kita pun melanjutkan perjalanan baru yang mungkin mengharuskan kita untuk pergi lagi. Feels like home, apa rasa itu benar berjudul rumah tempat tujuan pulang kita?
... pulang ke rumah Tuhan ... selesaikah perjalanan kita?
berdasarkan kitab suci, tidak,
masih ada cerita lagi, pengadilan.
lalu,
seusai diberikan balasan, apakah selesai?
Tidak,
ada perjalanan baru menjalani sanksi.
Sanksi yang baik atau
Sanki yang benar baik.
apa guna kita mengatakan pulang.
berusaha pulang.
toh kita akan pergi lagi.